Minggu, 17 April 2011
Selasa, 18 Januari 2011
Senin, 22 Februari 2010
Gunung Slamet
Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.
Base Camp Bambangan
Selain rute bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuh liwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.
Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.
Rabu, 23 Desember 2009
Jejakku di daratan papua
Profil Masyarakat ayapo
welcome to the jungle
Senin, 21 Desember 2009
Studi Speleologi ( pule jajar Cave )
Air Terjun ( water fall ) Didalam Gua
Gua Pule Jajar merupakan salah satu gua yang memiliki sistem sungai bawah tanah dan air terjun setinggi kurang lebih 5 m
Secara administratif Gua Pule Jajar berada di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dapat ditempuh dari yogyakarta menuju ke pantai wediombo, gunung kidul.
Gua ini terletak pada bentukan dolina yang cukup dalam.Gejala endokarst ini merupakan gabungan dari sestem perguaan tegak dan mendatar. Gua ini mempunyai dua pintu masuk (entrance) yang berupa lorong tegak. lorong horisontal pada gejala endokars ini termasuk dalam network passage (lorong jaringan) yang dominan. Mempunyai panjang lorong utama dari entrance sampai hulu sungai 1303,43 meter, sedangkan panjang parcabangan pertama yang dapat dipetakan 421,9 meter,
sedangkan percabangan ke dua mengarah ke hilir sungai 202,79 meter. Kedalaman lorongnya mencapai -22 meter dan +49 meter dari pintu masuk gua, dengan total ketebalan batuan yang berlorong gua adalah 71 meter. Lorong gua yang pertama merupakan dominasi lorong vertikal dengan membentuk jaringan sehingga menghubungkan dengan lorong yang lain.. Diindikasikan bahwa pintu masuk yang pertama terjadi karena adanya rekahan yang teraliri air, kemudian berkembang menjadi lorong tegak yang lebih dalam kemudian terbentuk lorong baru yang lain yang saling berhubungan dan terhubung pada satu lubang vertikal. Litologi pada lorong tegak ini merupakan fasies batugamping packstone. Dasar gua dari lorong horisontalnya adalah material pasiran dan lempungan yang berasal dari permukaan yang terbawa oleh aliran sungai permukaan yang masuk kedalam aliran sungai bawah tanah.
Terdapat percabangan lorong gua ke arah N278°E dan N037°E yang terdapat aliran air dengan debit 0,5 ltr/dtk yang mengalir ke arah N037°E. Pada percabangannya terdapat ornamen berupa lantai kalsit yang berkembang menjadi gourdam. Perkembangan pada lorong gua ini mengikuti pada bidang perlapisannya dan juga pengaruh adanya kekar pada batugamping, dibuktikan dengan keterdapatan lorong yang pendek dan lorong yang memanjang mengikuti rekahan pada batuan. Pada dasar lorong banyak terdapat bongkahan batuan hasil dari runtuhan dindingnya. Runtuhan terbanyak terdapat pada lorong yang dipengaruhi oleh adanya kekar.
Pada percabangan yang kedua terdapat chamber yang sangat besar dengan batas bidang perlapisannya, dengan tinggi atapnya mencapai 10 meter dari dasar lorong guanya. Pada atapnya dijumpai beberapa ornamen, pada aliran downstream lorong makin menyempit dan genangan air makin dalam. Sedangkan arah upstream, chamber menghabis pada jatuhan bongkah – boulder yang sengat besar, sehingga lorong tertutup dengan jatuhan batuan tersebut. Dan dibawah jatuhan batuan tersebut tergenangkan air dengan kedalaman mencapai 1,5 meter.
Lorong kemudian menyempit mengikuti bidang perlapisannya. Sampai terdapat genangan air (pool) yang terdapat air terjun. Pada air terjun ini dapat dilihat dengan jelas perlapisan batugamping dan batupasir sebagai bed rock stream, karena air bisa tertampung dan mengalami pendalaman karena adanya gerusan dari air terjun tersebut. Kedalaman airnya mencapai ±5 meter.
Pada musim penghujan air yang mengalir melewati gua ini dapat memenuhi dasar hingga atap lorong gua, hal ini ditandai dengan ditemukannya sampah - sampah yang terdapat diatap gua. Sampah tersebut berupa plastik bungkus deterjen yang diindikasikan merupakan sampah dari Gua Puring. Dengan kata lain bahwa Gua Puring dan Gua Pule Jajar mempunyai aliran sungai bawah permukaan yang saling berhubungan.
salam hangat
andy setiabudi