Minggu, 17 April 2011

Selasa, 18 Januari 2011

Senin, 22 Februari 2010

Gunung Slamet

Gunung Slamet di foto dari jalur pendakian Bambangan

Gunung Slamet merupakan salah satu gunung api aktif yang berada di indonesia. Gunung api ini merupakan jenis Strato Volcano (berlapis) yang memiliki tipe letusan stromboli ( menyemburkan lava pijar dan debu panas ke atas). Tipe letusan Gunung Slamet ini dikarenakan posisi dapur magma yang relatif jauh dari puncak, dengan badan Gunung Slamet yang tambun dan tinggi sehingga membuat gerakan magmatik dalam skala masif sulit menembus hingga permukaan kawah.

Peta Lokasi Gunung Slamet

Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.432 mdpl yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah. Gunung Slamet memiliki empat kawah yang masih aktif. Secara administrasi gunung slamet berada di Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Banyumas.

Kawah Aktif Gunung Slamet

Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.

Jalur pendakian standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangrejo, Purbalingga. Pada jalur bambangan masalah air tidak terlalu sulit. Sesampainya di pos V atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos V. Tetapi para pendaki tetap harus mambawa air dari bawah untuk bekal selama pendakian, karena pada saat musim kemarau sungai di pos V kering dan tidak terdapat air sama sekali. Selain masalah air, hal perlu diperhatikan bagi para pendaki adalah pendakian saat ke puncak slamet, disini medannya selain terjal juga banyak terdapat babatuan lepas yang sangat berpotensi longsor dan jatuh kebawah, sehingga sangat membahayakan pendaki lain yang berada di bawahnya.

Base Camp Bambangan

Selain rute bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuh liwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.

Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.


Sunrise di Gunung Slamet


Pos VI

Puncak Gunung Slamet


Tips bagi pendaki : bawalah makanan yang bikin tambah semangat

Tim pendaki Geologi UPN Veteran YK


Salam hangat


andy buluk

Rabu, 23 Desember 2009

Jejakku di daratan papua

sebuah penantian

Setelah penantian cukup lama......akhirnya pada bulan Juni 2008 ak bisa menapakan kakiku di daratan papua yang pertama kalinya......langkah demi langkah, hari demi hari aku melewati dengan mereka masyarakat ayapo yang bertempat tinggal di danau sentani.....

Profil Masyarakat ayapo
Masyarakat ayapo bertempat tinggal di tepi danau sentani, danau sentani merupakan nyawa bagi kehidupan masyarakat papua. Selain hasil ikan, danau sentani merupakan kebanggaan budaya bagi masyarakat ayapo. Walaupun akses mereka untuk berkunjung ke kota cukup sulit yaitu harus menggunakan perahu, tetapi mereka tetap memilih untuk bertempat tinggal disana.

Danau sentani



Mereka mengajarkan teknik berenang, molo ( menembak ikan sambil menyelam ), dan mendayung perahu. Setiap anak akan dibuatkan perahu oleh yang telah diukirkan namanya oleh keluarga mereka masing - masing. Makanan pokok mereka sehari - hari adalah papeda ( makanan yang terbuat dari sagu ). Kebanyakan dari mereka tidak bisa memakan nasi.

papeda dihidangkan dengan kuah ikan lohan dan mujaer....mak nyusss


cahaya senja



welcome to the jungle

Sebuah perjalanan di hutan belantara kalimantan.....
Dengan menyusuri sungai dan alur liar berharap menemukan singkapan guna mencari jawaban tentang fenomena alam.......

Senin, 21 Desember 2009

Studi Speleologi ( pule jajar Cave )

GUA PULE JAJAR ( PULE JAJAR CAVE )

Air Terjun ( water fall ) Didalam Gua

Gua Pule Jajar merupakan salah satu gua yang memiliki sistem sungai bawah tanah dan air terjun setinggi kurang lebih 5 m

Secara administratif Gua Pule Jajar berada di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dapat ditempuh dari yogyakarta menuju ke pantai wediombo, gunung kidul.

Studi Speleologi

Gua ini terletak pada bentukan dolina yang cukup dalam.Gejala endokarst ini merupakan gabungan dari sestem perguaan tegak dan mendatar. Gua ini mempunyai dua pintu masuk (entrance) yang berupa lorong tegak. lorong horisontal pada gejala endokars ini termasuk dalam network passage (lorong jaringan) yang dominan. Mempunyai panjang lorong utama dari entrance sampai hulu sungai 1303,43 meter, sedangkan panjang parcabangan pertama yang dapat dipetakan 421,9 meter,

sedangkan percabangan ke dua mengarah ke hilir sungai 202,79 meter. Kedalaman lorongnya mencapai -22 meter dan +49 meter dari pintu masuk gua, dengan total ketebalan batuan yang berlorong gua adalah 71 meter. Lorong gua yang pertama merupakan dominasi lorong vertikal dengan membentuk jaringan sehingga menghubungkan dengan lorong yang lain.. Diindikasikan bahwa pintu masuk yang pertama terjadi karena adanya rekahan yang teraliri air, kemudian berkembang menjadi lorong tegak yang lebih dalam kemudian terbentuk lorong baru yang lain yang saling berhubungan dan terhubung pada satu lubang vertikal. Litologi pada lorong tegak ini merupakan fasies batugamping packstone. Dasar gua dari lorong horisontalnya adalah material pasiran dan lempungan yang berasal dari permukaan yang terbawa oleh aliran sungai permukaan yang masuk kedalam aliran sungai bawah tanah.

Terdapat percabangan lorong gua ke arah N278°E dan N037°E yang terdapat aliran air dengan debit 0,5 ltr/dtk yang mengalir ke arah N037°E. Pada percabangannya terdapat ornamen berupa lantai kalsit yang berkembang menjadi gourdam. Perkembangan pada lorong gua ini mengikuti pada bidang perlapisannya dan juga pengaruh adanya kekar pada batugamping, dibuktikan dengan keterdapatan lorong yang pendek dan lorong yang memanjang mengikuti rekahan pada batuan. Pada dasar lorong banyak terdapat bongkahan batuan hasil dari runtuhan dindingnya. Runtuhan terbanyak terdapat pada lorong yang dipengaruhi oleh adanya kekar.

Pada percabangan yang kedua terdapat chamber yang sangat besar dengan batas bidang perlapisannya, dengan tinggi atapnya mencapai 10 meter dari dasar lorong guanya. Pada atapnya dijumpai beberapa ornamen, pada aliran downstream lorong makin menyempit dan genangan air makin dalam. Sedangkan arah upstream, chamber menghabis pada jatuhan bongkah – boulder yang sengat besar, sehingga lorong tertutup dengan jatuhan batuan tersebut. Dan dibawah jatuhan batuan tersebut tergenangkan air dengan kedalaman mencapai 1,5 meter.

Lorong kemudian menyempit mengikuti bidang perlapisannya. Sampai terdapat genangan air (pool) yang terdapat air terjun. Pada air terjun ini dapat dilihat dengan jelas perlapisan batugamping dan batupasir sebagai bed rock stream, karena air bisa tertampung dan mengalami pendalaman karena adanya gerusan dari air terjun tersebut. Kedalaman airnya mencapai ±5 meter.

Pada musim penghujan air yang mengalir melewati gua ini dapat memenuhi dasar hingga atap lorong gua, hal ini ditandai dengan ditemukannya sampah - sampah yang terdapat diatap gua. Sampah tersebut berupa plastik bungkus deterjen yang diindikasikan merupakan sampah dari Gua Puring. Dengan kata lain bahwa Gua Puring dan Gua Pule Jajar mempunyai aliran sungai bawah permukaan yang saling berhubungan.






salam hangat


andy setiabudi